Obake oh obake...

Minggu, 31 Januari 2010

|
semua berawal dari sebuah panggilan di handphone gw, saat itu gw lagi berkendara naek motor menuju rumah dari kampus.

deai wa arashi no you ni otozurete... *suara ringtone*

gw: halo...
stranger: halo... aruga ya?
gw: iya...
stranger: gw pipiet, temennya inez... (oh, yang nilpun namanya pipiet...)
gw: oooh... iya, ada apa?
pipiet: ngga, gw denger dari inez katanya lo bisa bikin obake ya?
gw: engggg... iya, bisa...
pipiet: kita dari UNSADA mau bikin Japan Fair...
gw: oooh... iya, iya, tau kok...
pipiet: nah, kita mau minta tolong bikinin obake-yashiki... bisa ngga? kira-kira biayanya berapa?
gw: hemm... dari estimasi perhitungan biaya yang dulu pernah gw bikin, itu sekitar 10 juta...
pipiet: HAH!??? 10 JUTAAAA!!???

tuuuuut tuuuuuut tuuuuuut *handphone mati*

gw bingung, ini tiba-tiba mati sambungan handphone-nya, gw mikir, jangan-jangan pipiet pingsan gara-gara gw nyebut harganya segitu... aw, memang jumlah yang agak menyakitkan...
dan yasudahlah, mau nelpon balikpun gw ngga ada pulsa dan gw masih di jalan, jadi gw terus melaju...

saat sudah dekat kodam, handphone gw berbunyi lagi...

gw: halo...
Inez: halo, assalamualaikum, ga, ini Inez..
gw: ooh... waalaikumsalam, iya, kenapa nez?
Inez: iya itu tadi, yang masalah obake, kira-kira lo bisa ngga?
gw: ya bisa aja... apa gw ke kampus lo aja sekarang? mumpung ada di deket situ nih...
Inez: oh, yaudah, bentar, ntar gw telpon lagi...
gw: oke...

tak lama kemudian, inez nelpon lagi.

Inez: ga, boleh deh, ke kampus gw aja..
gw: oke, gw langsung ke sana...
Inez: sip, gw tunggu ya, gw di himpunan, depan kantin sastra, samping masjid...
gw: sip...

lalu gw langsung membelokkan arah motor gw menuju UNSADA... sesampainya di sana, gw langsung menuju ke himpunan, di sana sudah menunggu kakak-kakak panitia yang akan mengurus Japan Fair, ada Pipiet, Ari, Vini, Putu, Rani, Picchan dan ada pula Inez, Wina, Adhi, Chepy, serta beberapa orang lainnya, maap kalo ngga disebut, kapasitas otak saya memang terbatas...

nah, selanjutnya setelah acara perkenalan dan ramah tamah kita mulai mendiskusikan perihal obake-yashiki.

ntar dulu, obake-yashiki tuh apaan sih?
itu adalah bahasa jepang dari... rumah hantu.

iya, rumah hantu... singkatnya, gw dimintain tolong buat bikin rumah hantu sebagai salah satu exhibit dari acara Japan Fair itu, dan saat itu juga, dimulailah perjuangan gw dalam membuat rumah hantu...

dengan biaya sekian *tak perlulah gw nyebut nominal, hehe*, gw harus bisa membuat sebuah rumah hantu yang DAHSYAT, dan LUAR BIASA. Bagaimana caranya? nah, di sinilah kreatifitas dan kredibilitas gw sebagai desainer multimedia dipertanyakan, reputasi dan nama gw menjadi taruhannya...

jujur aja, sebenernya gw agak bingung dan kelimpungan, dengan biaya sekian, apa yang bisa gw ciptakan? oke, inilah saatnya gw membuktikan kata-kata yang dulu pernah gw katakan,"Berkembang Dalam Keterbatasan!". gw ngga boleh menyerah pada keadaan, karena di saat seperti ini, yang akan bekerja habis-habisan bukan hanya otot, tapi juga otak.
karena itu, begitu kaka Pipiet menanyakan kesanggupan gw dalam merealisasikan obake-yashiki, gw menjawab "BISA!". Karena gw pasti bisa, dan emang gw harus bisa.

dalam pembuatan ini, gw ngga mungkin bekerja sendirian, lantas gw menghubungi 3 orang rekan gw semasa SMA yang memang memiliki kegemaran yang sama di bidang perjepangan... yaitu Ismud, Boim dan Zoya.

Pekerjaan dimulai saat dana sekian diberikan, dan gw, Ismud serta Boim mulai melakukan penghitungan mengenai bahan-bahan yang akan dibeli, dan dengan begonya gw dan Ismud salah itung. Ternyata biaya yang dibutuhkan tiga kali lipat lebih banyak. Setelah nyaris pingsan, gw dan rekan-rekan gw kembali memutar otak, akhirnya kita maksimalkan saja biaya yang ada, Alhamdulillah berhasil, semua biaya itu habis dan sisanya kita menggunakan apa yang ada di kampus itu...

jam berganti jam... di tengah-tengah pembuatan rumah hantu itu gw masih juga harus mengurus UAS gw di kampus, dan langsung kembali ke UNSADA untuk menyelesaikan pembuatannya. Walaupun gw cuma sebagai konseptor, tetep aja melelahkan, karena tenaga gw maksimalkan untuk otak, bukan cuma otot. Alhamdulillah teman-teman gw bisa diandalkan, mereka bekerja dengan SANGAT HEBAT, dibantu oleh panitia lain, seperti bang Yasin, Dika, Dhani, Bang Luthfi, dll, tanpa mereka, tanpa kerja keras mereka, gw yakin, rumah hantu ini hanya akan sekedar konsep saja...

jarum jam terus berdetak, dan waktu pelaksanaan makin dekat, tapi masih banyak kendala terlihat di sana-sini.

Saat tiba hari pelaksanaan, gw sempet lemes, gw yang saat itu baru pulang dari kampus untuk UAS setelah nginep di UNSADA, terkejut setengah mati ngeliat obake-yashikinya terang benderang dan masih ada partisi yang belum dipasang, gw sempet kelimpungan dan ngga tau harus ngapain, untung pada saat itu rekan-rekan gw datang beserta panitia-panitia yang lain, sehingga gw kembali bersemangat untuk merampungkan semuanya...

waktu udah menunjukkan jam 2 siang, masih banyak yang belum selesai, kami terus berpacu dengan waktu, terlebih lagi ternyata sudah banyak pengunjung Japan Fair yang menanyakan kapan obake-yashikinya dibuka.

lalu, setelah dibantu oleh panitia-panitia lain, akhirnya kami berhasil menanggulangi beberapa kekurangan dan akhirnya pada pukul 15.30, obake-yashiki pun siap dibuka, atas bantuan teater Semut UNSADA yang dengan sukarela berperan jadi obake-obake.

gw sempet ngintip ke luar, dan terkejut setengah mati, antriannya panjang!
begitu detik-detik menjelang masuknya pengunjung pertama, gw deg-degan, mikirin reaksi dan komentar mereka, apakah positif, atau justru negatif?

gw ikutan nyamar di dalam obake-yashiki, dengan menyelimuti badan gw dengan kain spanduk sehingga cuma keliatan seperti seonggok kain biasa.

yak, pintu dibuka. Pasangan pertama masuk, dua orang anak SMA, cewek dua-duanya. Mereka butuh waktu lama untuk masuk, karena maen dorong-dorongan.

"lo duluan masuknya!"
"ah ngga ah, lo duluan aja!"

haha, lucu juga, begitu kira-kira dialog mereka. dan, yak, mereka akhirnya resmi masuk dan pintu tertutup rapat, dalam waktu beberapa detik gw udah mendengar suara jeritan yang berlangsung selama 1 menit ke depan. Gw mengejar mereka ke pintu keluar, Dan begitu di pintu keluar, mereka tampak ngos-ngosan, dan mereka bilang begini: "Seru banget kak! serem!"

yak, rupanya berhasil, sukses, apalagi mendengar bahwa sebelah sepatu mereka ketinggalan di dalem, hehehehehehehehehe...

dan selama 2 jam lebih, gw mendengar jeritan-jeritan para pengunjung yang membuat gw dan panitia lain tersenyum lebar, wakakakakakakakakakakakakak!

Setelah menjelang Maghrib, Obake-yashiki pun kami tutup, dan selesailah hari pertama Japan Fair.

Besoknya, hari Sabtu, 30 Januari 2010, acara kembali dimulai, kali ini kami memulainya jam 14.00. Di dalam ruangan, selain diisi oleh obake-obake, beberapa panitia juga nampak bersiaga di dalam obake yashiki, seperti kaka Arlene yang duduk dan menyelimuti diri dengan spanduk *pasti gerah tuh >.<*, lalu bang Andhika yang berdiri berselimut spanduk juga di samping pocongkkkkk, Arry yang berkelimbung dalam kain hitam, dan yang lainnya, di depan juga dijaga oleh kaka Tyas, kaka Itin, dan lain-lain...

Nah, di hari kedua ini, banyak hal tak terduga yang terjadi...

Di hari kedua ini, antrian lebih panjang dari hari sebelumnya, ada sepasang pengunjung yang menarik perhatian gw, yaitu dua orang gadis yang ber-harajuku manis sekali. Oke, gw tertarik karena emang mereka menarik sekali, yang satu pake baju merah, rok pendek, rambut panjang dikuncir dua dan berkacamata *kyaaaaaaaaaa!!! manisnyaaaaaa!!!* yang satu lagi pake baju putih dengan rambut dikuncir juga, tapiiiiiiiii... hal lain yang bikin gw tertarik adalah, antusiasme mereka, mereka adalah pengunjung yang rajin sekali menanyakan obake yashiki, dan gw sempat berpikir, "mempan ngga ya obakenya kalo sama mereka?".

dan ternyata... MEMPAN! hahahahahahahaha! wajah pemberani mereka berubah begitu masuk ke dalam obake-yashiki! dengan paniknya mereka berlarian dan hampir ngejebol salah satu partisi karena paniknya. HAHAHAHAHAHAHA!!! Gw yang saat itu lagi di-make-up dan belum selesai, jadi gw saat itu masih mengenakan celana jeans, kaos oblong putih, rambut diikat dan muka yang sudah putih karena foundation bertindak sebgai penunjuk jalan karena mereka udah panik, dan gw khawatir mereka bakalan ngejebol partisi, ohohohohohohohohohohohoho...

Yang mengejutkan adalah saat orang-orang dari Kedutaan Besar Jepang rupa-rupanya tertarik untuk masuk ke dalam obake yashiki, sungguh suatu kehormatan, para petinggi negara itu bersedia masuk ke dalam obake yashiki hasil karya gw dan teman-teman... dan mereka berkata, "Sugoi neee..."

lalu pada sore harinya, terjadi hal yang tidak mengenakkan, yang berhubungan dengan obake sungguhan, sehingga kita harus mengganti semua pemeran obake dari yang ini:




menjadi yang ini:



dan ini berlanjut sampai malam...

begitu malam, suasana makin gelap, otomatis keadaan di obake-yashiki yang tertututp kain hitam dan tanpa penerangan menjadi lebih gela lagi ketimbang di siang harinya, hanya dengan penerangan lampu tembak warna hijau, dan bohlam kecil berwarna merah dan biru, serta hembusan asap dari smoke machine, membuat suasana jadi makin menyeramkan, secara psikologis...

gw yang pada saat itu ikut turun tangan menjadi obake kembali menemukan-hal-hal yang menarik. Ada serombongan anak cowok yang masuk ke dalam dan hanya bikin kacau saja, dengan sok-sokan teriak-teriak di depan muka obake-nya sumpah pada saat itu, gw yang kebetulan megang sebuah katana, pengen rasanya itu rombongan gw cincang kecil-kecil, nyolot abis! rawr!!!

ada pula dua pasang pengunjung, yang sepertinya memang berpacaran, masuk ke dalam, dari awal mereka sudah ketakutan, dan lucunya, saking kagetnya, sang cowok jatuh terpeleset, dan ngga sengaja nyelengkat cewenya, cewenya ikutan jatuh, begitu pula rekannya yang lain, sumpah, mau ketawa ngeliatnya... tapi akhirnya dia gw tolongin dan gw tuntun sampe pintu keluar...

ada lagi yang lebih rusuh, pasangan baru lagi, saking kagetnya si cewek sampe menjebol partisi hingga rubuh, bengonglah para obake. Dan dengan secepat kilat, para obake dan panitia lain segera membetulkan partisi yang rubuh sehingga kembali seperti sedia kala, dan acara pun berlanjut...

Ada hal yang membuat gw terkejut, yaitu kedatangan 2 orang junior gw sebagai pengunjung, gw mengenali salah satunya, sebagai Dennis, dia cuma senyum-senyum doang begitu di dalam, dan dia sambil merangkul rekannya, yang dari awal masuk cuma nutup mata dan meluk si Dennis itu saking takutnya. Gw mengenali dia sebagai junior gw dari akos yang dia pakai, yaitu kaos Nihon Club SMA 71, kebetulan gw juga punya satu... begitu di tengah-tengah, gw nanya sama Dennis dengan suara pelan, "Siapa ini, Den?" yang dijawab oleh Dennis, "ini Nanda". Oh... Nanda rupanya...
Tau apa yang mengagetkan? tepat setelah gw bertanya, si Nanda itu langsung menjerit dan jatuh terduduk lemas, jadi gw yang panik dah... Langsung aja gw tuntun ke pintu keluar dan dia tetap menutup matanya sambil nangis... sungguh mengagetkan...

Lalu pengunjung terus menerus berdatangan, dan kami mendengar semakin banyak jeritan ketakutan, hahahaha... that's the most exciting part, when everyone get the creep out of you... hihihi...
dan rombongan terakhir adalah panitia yang pengen jajal obake yashiki, utnuk mereka, kami menyediakan setting khusus, yaitu, tanpa cahaya sama sekali, alias PITCH BLACK!! hahahhaha!! rupanya dari panitia sendiri banyak yang ketakutan, bahkan kami dilarang keluar dari obake yashiki karena katanya banyak panitia yang takut sama make-up kami, yipppie!!

akhirnya semua selesai, dan lampu obake yashiki kembali dinyalakan, kami sudah bisa bernapas lega...

tunggu dulu,... selesai? tidak! masih ada bon odori dan hanabi!!
jadi begitu para pengunjung sedang ber-odori ria di bawah siraman hujan yang tidak terlalu besar, para obake keluar kandang dan membaur dengan pengunjung lainnya, sayup-sayup terdengar suara pekikan terkejut pengunjung yang sedang menari, haha, masih aja ada yang takut..

lagu demi lagu dimainkan, semua menari dengan gembira di bawah siraman air hujan, panitia dengan yukata-yukatanya, para cosplayer, para pengunjung dan para obake, semua membaur jadi satu, disuguhi dengan penampilan salah satu obake, yaitu obake-kabuki yang menari striptease di atas tiang bendera dan disambut dengan sorakan dan tepukan meriah dari para pengunjung. Kapan lagi kalian bisa ngeliat obake kabuki striptease di tang bendera ujan-ujanan? cuma di UNSADA kalian bisa liat itu...

dan akhirnya, acara penutup, yaitu HANABI! pesta kembang api, yang berlangsung saat hujan masih turun.
Turunnya hujan bukanlah suatu kendala, justru membuat suasana lain yang lebih... indah, menurut gw. Melihat ledakan kembang api berwarna-warni dengan tetesan air hujan membasahi wajah dan seluruh tubuh, sungguh satu hal yang belum tentu dapat sering kita rasakan...

Perlu diakui, gw sendiri ngga pernah absen menghadiri Japan Fair UNSADA sejak 6 tahun yang lalu, dan ini menjadi acara Japan Fair paling seru, paling menyenangkan dan paling indah yang pernah gw rasakan. Bravo UNSADA!

Japan Fair kali ini, menjadi sebuah momen buat gw, momen untuk menambah ilmu dalam bidang desain dan kreatifitas, menambah teman-teman baru, pengalaman baru dan banyak hal-hal baru yang belum tentu akan datang lagi di lain waktu.

Di sini gw hanya ingin membuktikan omongan gw, yaitu "BERKEMBANG DALAM KETERBATASAN", dan membuat hal yang mustahil menjadi mungkin, dan tentu saja merealisasikan mimpi-mimpi gw. Dengan dibantu oleh rekan-rekan yang hebat, panitia-panitia yang luar biasa dan semua pendukung acara.

Over All, gw mau mengucapkan selamat pada seluruh panitia Japan Fair 2010 UNSADA yang telah membuat acara yang begitu dahsyat, dan... membangkitkan kenangan lama buat gw, sungguh, mereka- orang-orang hebat. Sebuah kehormatan bisa mengenal mereka... Omaetachi wa SAIKOU!!


Dan...
bagi kalian yang ingin membuat sesuatu... apapun itu, percayalah, bahwa kita semua BISA!

0 comments:

Diberdayakan oleh Blogger.